A. PENGERTIAN PROSES
KOMUNIKASI MASSA
Schramm mengatakan bahwa, untuk berlangsungnya suatu
kegiatan komunikasi, minimal diperlukan 3 komponen yaitu, SOURCE, MESSAGE, dan
Destination. Apabila salah satu dari komponen tersebut tidak ada, maka
komunikasi tidak dapat berlangsung. Selain ketiga komponen tersebut, masih
terdapat komponen lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. Artinya jika komponen
tersebut tidak ada, maka tidak akan berpengaruh terhadap komponen lainnya.
Pengertian proses komunikasi nya dikenal dengan media cetak
(press), media audit (radio), media visual (gambar, lukisan) atau media audio
visual ( televise dan film). Yang dimaksud dengan media disini adalah alat yang
dapat digunakan untuk mencapai massa ( sejumlah orang yang tidak
terbatas). Jadi, komunikasi massa
merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan
teknologi media massa secara proposional guna menyebarluaskan pesannya melampui
jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak.
Harold D Lasswell seorang ahli politik di amerika serikat mengemukakan suatu
ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa.
Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study
dari suatu proses komunikasi massa dengan menjawab sejumlah pertanyaan
pertanyaan sebagai berikut : Who, Says What?, In which Channel, to whom, dan
with what effect?.
Dengan mengikuti formula lasswell dapat dipahami bahwa dalam
proses komunikasi massa terdapat lima unsure yang disebut komponen atau unsure
dalam proses komunikasi, yaitu :
1. who : komunikator, orang
yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan
atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi.
2. says what ?, pernyataan umum, dapat berupa suatu idea tau
informasi, opini, pesan dan sikap,yang sangat erat kaitannya dengan masalah
analisi pesan
3. In which channel?, media komunikasi atau saluran yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi. Dalam hal ini dapat digunakan
primary technique, direct communication atau indirect communication.
4. To whom ? : komunikan atau audience yang menjadi sasaran
komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan
masalah penerima pesan. Dalam hal ini diperlukan analisi khalayak ( audience
analysis).
5. With what Effect : Hasil yang dicapai dari usaha
penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Berkaitan dengan efek
ini diperlukan adanya anilis efek.
B. KOMPONEN
KOMUNIKASI MASSA
Everett M Rogers mengatakan bahwa dalam kegiatan komunikasi
ada empat elem yang harus di perhatikan, yaitu Source, Message, Channel,
Receiver. Kemudian kompunen tersebut di perinci kembali menjadi lima bagian
oleh Wilbur schramm, yaitu : Source, Encoder (Komunikator), Signal, decoder
(komunikan), destination (tujuan). Kelima komponen tersebut sesuai dengan
paradigm Harold D Lasswell yakni, Who-says In what Channel to Whom with what
Effect. Komponen komponen tersebut merupakan satu syarat yang harus ada dalam
suatu proses komunikasi.
Menurut George Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan
distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang
continue serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry.
Hiebert, Ungurait, dan Bhon mengemukakan kompinen komunikasi
massa meliputi :
1. Communicator
a. Sifat komunikator
Hiebert, Ungurait, dan Bhon mengemukakan 3 sifat komunikator
komunikasi massa :
1. costliness
2. complexity
3. competitiveness
2. Syarat komunikator yang baik
Aristoteles menyebut karakter komunikator sebagai Ethos.
Ethos komunikator terdiri dari good will, Good sense dan good moral character.
2. Codes and Content
3. Gate Keeper
4. Regulator
Di Amerika Serikat, ada lima macam regulator pada proses
komunikasi massa :
a. Pemerintah adalah regulator utama, meskipun Undang Undang
Negara menjamin kebebasan berkomunikasi.
b. Sumber informasi juga bisa memperngaruhi arus berita,
dengan cara menahan beberapa informasi dan memberikan informasi lainnya.
c. pengiklan
d. organisasi profesi
e. konsumen komunikasi massa pun dapat menjadi regulator
dengan cara mengontrol pembelian atau menggunakan haknya di pengadilan.
5. Media
Media massa terdiri dari : 1. Media cetak 2. Media
elektronik
6. Audience
Melvin DeFleur mengemukakan empat teori efek media terhadap
audiensnya.
a. the individual differences theory
b. the social categories theory
c. the social relationship theory
d. the cultural norm theory
Karakteristik Audiensi
Komunikasi Massa
Audiens Komunikasi Massa memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Audiensi biasanya terdiri dari individu individu yang memiliki pengalaman yang sama dan
terpengaruh oleh hubungan social dan interpersonal yang sama.
2. Audiensi berjumlah besar.
3. Audiensi bersifat heterogen.
4. Audiensi bersifat Anonim
5. Audiens biasanya tersebar.
7. FILTER
a. Pengindraan sebagai Filter
1. Budaya
2.
Psychological ( Tatanan Psikologi)
3. Physical
( Kondisi Fisik)
8. FEEDBACK
a. Internal Feedback
b. External Feedback
Terdiri dari :
1. Representative Feedback
2.
Indirect Feedback
3.
Delayed Feedback
4.
Cumulative Feedback
5.
Institutionalized Feedback
D. EFEK KOMUNIKASI MASSA
1. EFEK KEHADIRAN MEDIA
MASSA
A. Efek Ekonomi
B. efek Sosial
C. Penjadwalan Kegiatan Sehari hari
D. Efek Hilangnya Persanaa tidak Nyaman
E. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu
2. EFEK PESAN
a. Efek Kognitif
Adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informative bagi dirinya.
b. Efek Afektif
Terdiri dari : 1.
Suasana Emosional
2.
Skema Kognitif
3.
Suasana Terpaan ( Setting of Exposure)
4.
Predisposisi Individual
5.
Faktor Identifikasi
C. EFEK BEHAVIORAL
Efek ini timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku,
tindakan atau kegiatan. Dewasa ini, media massa telah melakukan sesuatu yang
bermanfaat bagi khalayak. Contohnya adalah berbagai jenis buku, majalah maupun
surat kabar yang telah membahas berbagai macam ketrampilan. Dengan demikian
media massa tersebut dapat dijadikan atau digunakan sebagai media pendidikan.
E. DAMPAK SOSIAL MEDIA MASSA
Media membentuk opini public untuk membawanya pada perubahan
yang signifikan. Disini secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi
opini public untuk melakukan tindakan tertentu.
Dominik (2000) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa
pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang orang. Media massa terutama televisi
yang menjadi agen sosialisasi memainkan peranan penting dalam transmisi sikap,
persepsi dan kepercayaan.
TEORI DAN MODEL
KOMUNIKASI MASSA
A. TEORI KOMUNIKASI MASSA
1. Teori
Peluru atau Jarum Hipodermik
Teori ini
merupakan konsep awal efek komunikasi massa yang oleh para pakar komunikasi
tahun -1970an dinamakan pula hypodermic needle theory ( teori jarum hipodermik).
Teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan
komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa.
2. Teori
Komunikasi Banyak Tahap
The multiple
step flow berkenaan dengan proses pengaruh social, yang menunjukkan model yang
berbeda dengan model jarum hipodermik. Setiap tahapan dalam proses pengaruh
social dimodifikasi oleh norma dan kesepakatan dari setiap lingkaran social
baru itu. Opini itu akan dicampur dengan opini lain yang asli dari sember elit
lainnya dan secara perlahan melebihi informasi yang disampaikan oleh the new
republic itu.
3. Teori
Proses Selektif
Selective
processes theory merupakan hasil penelitian lanjutan tentang efek media massa
pada perang dunia ke II yang mengatakan bahwa penerimaan selektif media massa
mengurangi sejumlah dampak media.
4. Teori
Pembelajaran social
Penelitian
dimulai dengan memakai pendekatan baru yang dapat menjelaskan pengaruh media
yang tak dapat disangkal lagi, terutama televise terhadap remaja. Muncullah
efek baru yang dinamakan teori pembelajaran social.
5. Teori
Disfusi Inovasi
Banyak
digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi pembangunan, terutama dinegara
Negara sangat berkembang seperti Indonesia, atau dunia ke tiga.
Everett M
Rogers dan Flyodd G shoemaker mengemukakan 4 tahap, yaitu :
a. pengetahuan
b. Persuasi
c. Keputusan
d. Konfirmasi
6. Teori
Kultivasi
Menurut
Teori ini, media khusunya televise merupakan sarana utama kita untuk belajar
tentang masyarakat dan kultur kita. Melalui kontak kita dengan televise kita
belajar tentang dunia, orang orangnya, nilai nilainya serta adat kebiasannya.
B. MODEL MODEL KOMUNIKASI KOMUNIKASI
MASSA
Prof. Deddy Mulayana M.A,.Ph.D. dalam bukunya ilmu komunikasi (2007:131) mengungkapkan, bahwa untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita perlu menggunakan model model komunikasi. Model adalah reprentasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur unsur terpenting fenomena tersebut.
jadi, model komunikasi itu apa ?
menurut soreno dan mortensen, model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.
1. MODEL
KOMUNIKASI SATU TAHAP ( ONE STEP FLOW OF COMMUNICATION)
Media Massa --------> Komunikan
Model ini merupakan pengembangan dari teori komunikasi jarum hipodermik. pesan yang disampaikan melalui media massa langsung ditujukan kepada komunikan tanpa melalui perantara, misalnya opinion leader.
2. MODEL
KOMUNIKASI 2 TAHAP ( TWO STEP FLOW OF COMMUNICATION )
Model ini dikemukakan oleh Paul Lazarsfeld dan Elihu Katz. disebut dua tahap karena model komunikasi ini dimulai dengan tahap pertama sebagai proses komunikasi massa dan tahap berikutnya atau kedua sebagai proses komunikasi antar pesona.
Model ini menggambarkan bahwa pesan lewat media massa diterima oleh individu individu yang menaryh perhatian lebih pada media massa, sehingga mereka menjadi orang yang terinformasi (well informed).
3. MODEL
KOMUNIKASI BANYAK TAHAPO ( MULTISTEP FLOW OF COMMUNICATION)
Model ini menyatakan bahwa :" Bagi lajunya komunikasii dari komunikator kepada komunikan terdapat sejumlah saluran yang berganti ganti". Artinya, beberapa komunikan menerima pesan langsung dari komunikator melalui saluran media massa lalu menyebarkannya kepada komunikan lainnya. Pesan terpindahkan beberapa kali dari sumbernya melalui beberapa tahap.
4. USAGES
AND GRATIFICATION MODEL ( MODEL KEGUNAAN DAN KEPUASAN)
Merupakan pengembangan dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications)
5. AGENDA
SETTING MODEL ( AGENDA SETTING MODEL )
6. MODEL
WILBUR SCHRAMM
Inti dari
model ini adalah dimana dilaksanakan fungsi fungsi seperti
yang terdapat pada yang terdahulu yaitu, Encoding, Interpreting, dan decoding.
7. MODEL
MALETZKE
Model yang
berdasarkan elemen elemen tradisional, yaitu komunikator, pesan , media dan
komunikan.
8. MODEL
MALVIN DE FLEUR
Model ini
mengemukakan fakta bahwa dalam proses komunikasi banyak terjadi gangguan
9. MODEL
McNelly
Model ini
menunjukkan beberapa gatekeeper yang biasanya dapat ditemukan pada surat kabar.
10. MODEL
HAROLD LASSWELL
Menurut
laswell berupa ungkapan verbal yang selama ini kita kenal dengan paradigm lasswell
11. MODEL
SHANNON DAN WEAVER
Model ini
menyoroti penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya
12. MODEL
BRUCE WESTLEY DAN MALCOLM MCLEAN
Model ini
menekankan pada peran gatekeeper dalam proses komunikasi massa.
13. MODEL
HIEBER, UNGURAIT, BOHN (HUB)
Model
komunikasi ini menjukkan bahwa proses komunikasi massa merupakan proses yang
sirkuler, dinamis dan terus menerus berkembang.
No comments:
Post a Comment