Thursday, May 01, 2014

PROSES KOMUNIKASI MASSA

A. PENGERTIAN PROSES KOMUNIKASI MASSA

Schramm mengatakan bahwa, untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal diperlukan 3 komponen yaitu, SOURCE, MESSAGE, dan Destination. Apabila salah satu dari komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Selain ketiga komponen tersebut, masih terdapat komponen lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. Artinya jika komponen tersebut tidak ada, maka tidak akan berpengaruh terhadap komponen lainnya.
Pengertian proses komunikasi nya dikenal dengan media cetak (press), media audit (radio), media visual (gambar, lukisan) atau media audio visual ( televise dan film). Yang dimaksud dengan media disini adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai massa ( sejumlah orang yang tidak terbatas).  Jadi, komunikasi massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi media massa secara proposional guna menyebarluaskan pesannya melampui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak.
Harold D Lasswell seorang ahli politik  di amerika serikat mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan tersebut merupakan suatu formula dalam menentukan scientific study dari suatu proses komunikasi massa dengan menjawab sejumlah pertanyaan pertanyaan sebagai berikut : Who, Says What?, In which Channel, to whom, dan with what effect?.
Dengan mengikuti formula lasswell dapat dipahami bahwa dalam proses komunikasi massa terdapat lima unsure yang disebut komponen atau unsure dalam proses komunikasi, yaitu :
1. who : komunikator, orang  yang menyampaikan pesan dalam proses komunikasi massa, bisa perorangan atau mewakili suatu lembaga, organisasi maupun instansi.
2. says what ?, pernyataan umum, dapat berupa suatu idea tau informasi, opini, pesan dan sikap,yang sangat erat kaitannya dengan masalah analisi pesan
3. In which channel?, media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi. Dalam hal ini dapat digunakan primary technique, direct communication atau indirect communication.
4. To whom ? : komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi. Kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan masalah penerima pesan. Dalam hal ini diperlukan analisi khalayak ( audience analysis).
5. With what Effect : Hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan umum itu pada sasaran yang dituju. Berkaitan dengan efek ini diperlukan adanya anilis efek.

B. KOMPONEN KOMUNIKASI MASSA

Everett M Rogers mengatakan bahwa dalam kegiatan komunikasi ada empat elem yang harus di perhatikan, yaitu Source, Message, Channel, Receiver. Kemudian kompunen tersebut di perinci kembali menjadi lima bagian oleh Wilbur schramm, yaitu : Source, Encoder (Komunikator), Signal, decoder (komunikan), destination (tujuan). Kelima komponen tersebut sesuai dengan paradigm Harold D Lasswell yakni, Who-says In what Channel to Whom with what Effect. Komponen komponen tersebut merupakan satu syarat yang harus ada dalam suatu proses komunikasi.
Menurut George Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang continue serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industry.
Hiebert, Ungurait, dan Bhon mengemukakan kompinen komunikasi massa meliputi :

1. Communicator
a. Sifat komunikator
Hiebert, Ungurait, dan Bhon mengemukakan 3 sifat komunikator komunikasi massa :
1. costliness
2. complexity
3. competitiveness
2. Syarat komunikator yang baik
Aristoteles menyebut karakter komunikator sebagai Ethos. Ethos komunikator terdiri dari good will, Good sense dan good moral character.
2. Codes and Content
3. Gate Keeper
4. Regulator
Di Amerika Serikat, ada lima macam regulator pada proses komunikasi massa :
a. Pemerintah adalah regulator utama, meskipun Undang Undang Negara menjamin kebebasan berkomunikasi.
b. Sumber informasi juga bisa memperngaruhi arus berita, dengan cara menahan beberapa informasi dan memberikan informasi lainnya.
c. pengiklan
d. organisasi profesi
e. konsumen komunikasi massa pun dapat menjadi regulator dengan cara mengontrol pembelian atau menggunakan haknya di pengadilan.
5. Media
Media massa terdiri dari : 1. Media cetak 2. Media elektronik
6. Audience
Melvin DeFleur mengemukakan empat teori efek media terhadap audiensnya.
a. the individual differences theory
b. the social categories theory
c. the social relationship theory
d. the cultural norm theory
Karakteristik Audiensi Komunikasi Massa
Audiens Komunikasi Massa memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Audiensi biasanya terdiri dari individu individu  yang memiliki pengalaman yang sama dan terpengaruh oleh hubungan social dan interpersonal yang sama.
2. Audiensi berjumlah besar.
3. Audiensi bersifat heterogen.
4. Audiensi bersifat Anonim
5. Audiens biasanya tersebar.
7. FILTER
a. Pengindraan sebagai Filter
1. Budaya
2. Psychological ( Tatanan Psikologi)
3. Physical ( Kondisi Fisik)
8. FEEDBACK
a. Internal Feedback
b. External Feedback
Terdiri dari :        1. Representative Feedback
                                2. Indirect Feedback
                                3. Delayed Feedback
                                4. Cumulative Feedback
                                5. Institutionalized Feedback


D. EFEK KOMUNIKASI MASSA


1. EFEK KEHADIRAN MEDIA MASSA
A. Efek Ekonomi
B. efek Sosial
C. Penjadwalan Kegiatan Sehari hari
D. Efek Hilangnya Persanaa tidak Nyaman
E. Efek Menumbuhkan Perasaan Tertentu

2. EFEK PESAN
a. Efek Kognitif
Adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informative bagi dirinya.
b. Efek Afektif
Terdiri dari :              1. Suasana Emosional
                                2. Skema Kognitif
                                3. Suasana Terpaan ( Setting of Exposure)
                                4. Predisposisi Individual
                                5. Faktor Identifikasi

C. EFEK BEHAVIORAL
Efek ini timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Dewasa ini, media massa telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi khalayak. Contohnya adalah berbagai jenis buku, majalah maupun surat kabar yang telah membahas berbagai macam ketrampilan. Dengan demikian media massa tersebut dapat dijadikan atau digunakan sebagai media pendidikan.

E. DAMPAK SOSIAL MEDIA MASSA
Media membentuk opini public untuk membawanya pada perubahan yang signifikan. Disini secara instan media massa dapat membentuk kristalisasi opini public untuk melakukan tindakan tertentu.
Dominik (2000) menyebutkan tentang dampak komunikasi massa pada pengetahuan, persepsi dan sikap orang orang. Media massa terutama televisi yang menjadi agen sosialisasi memainkan peranan penting dalam transmisi sikap, persepsi dan kepercayaan.



TEORI DAN MODEL KOMUNIKASI MASSA

A. TEORI KOMUNIKASI MASSA

1. Teori Peluru atau Jarum Hipodermik
Teori ini merupakan konsep awal efek komunikasi massa yang oleh para pakar komunikasi tahun -1970an dinamakan pula hypodermic needle theory ( teori jarum hipodermik). Teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa, dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa.
2. Teori Komunikasi Banyak Tahap
The multiple step flow berkenaan dengan proses pengaruh social, yang menunjukkan model yang berbeda dengan model jarum hipodermik. Setiap tahapan dalam proses pengaruh social dimodifikasi oleh norma dan kesepakatan dari setiap lingkaran social baru itu. Opini itu akan dicampur dengan opini lain yang asli dari sember elit lainnya dan secara perlahan melebihi informasi yang disampaikan oleh the new republic itu.
3. Teori Proses Selektif
Selective processes theory merupakan hasil penelitian lanjutan tentang efek media massa pada perang dunia ke II yang mengatakan bahwa penerimaan selektif media massa mengurangi sejumlah dampak media.
4. Teori Pembelajaran social
Penelitian dimulai dengan memakai pendekatan baru yang dapat menjelaskan pengaruh media yang tak dapat disangkal lagi, terutama televise terhadap remaja. Muncullah efek baru yang dinamakan teori pembelajaran social.
5. Teori Disfusi Inovasi
Banyak digunakan sebagai pendekatan dalam komunikasi pembangunan, terutama dinegara Negara sangat berkembang seperti Indonesia, atau dunia ke tiga.
Everett M Rogers dan Flyodd G shoemaker mengemukakan 4 tahap, yaitu :
a. pengetahuan
b. Persuasi
c. Keputusan
d. Konfirmasi
6. Teori Kultivasi
Menurut Teori ini, media khusunya televise merupakan sarana utama kita untuk belajar tentang masyarakat dan kultur kita. Melalui kontak kita dengan televise kita belajar tentang dunia, orang orangnya, nilai nilainya serta adat kebiasannya.

B. MODEL MODEL KOMUNIKASI KOMUNIKASI MASSA

Prof. Deddy Mulayana M.A,.Ph.D. dalam bukunya ilmu komunikasi (2007:131) mengungkapkan, bahwa untuk lebih memahami fenomena komunikasi, kita perlu menggunakan model model komunikasi. Model adalah reprentasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur unsur terpenting fenomena tersebut.
 jadi, model komunikasi itu apa ?
menurut soreno dan mortensen, model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi.

1. MODEL KOMUNIKASI SATU TAHAP ( ONE STEP FLOW OF COMMUNICATION)

Media Massa --------> Komunikan

Model ini merupakan pengembangan dari teori komunikasi jarum hipodermik. pesan yang disampaikan melalui media massa langsung ditujukan kepada komunikan tanpa melalui perantara, misalnya opinion leader.

2. MODEL KOMUNIKASI 2 TAHAP ( TWO STEP FLOW OF COMMUNICATION )

Model ini dikemukakan oleh Paul Lazarsfeld dan Elihu Katz. disebut dua tahap karena model komunikasi ini dimulai dengan tahap pertama sebagai proses komunikasi massa dan tahap berikutnya atau kedua sebagai proses komunikasi antar pesona.

Model ini menggambarkan bahwa pesan lewat media massa diterima oleh individu individu yang menaryh perhatian lebih pada media massa, sehingga mereka menjadi orang yang terinformasi (well informed).

3. MODEL KOMUNIKASI BANYAK TAHAPO ( MULTISTEP FLOW OF COMMUNICATION)

Model ini menyatakan bahwa :" Bagi lajunya komunikasii dari komunikator kepada komunikan terdapat sejumlah saluran yang berganti ganti". Artinya, beberapa komunikan menerima pesan langsung dari komunikator melalui saluran media massa lalu menyebarkannya kepada komunikan lainnya. Pesan terpindahkan beberapa kali dari sumbernya melalui beberapa tahap.

4. USAGES AND GRATIFICATION MODEL ( MODEL KEGUNAAN DAN KEPUASAN)

Merupakan pengembangan dari model jarum hipodermik. Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri seseorang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications)

5. AGENDA SETTING MODEL ( AGENDA SETTING MODEL )
6. MODEL WILBUR SCHRAMM
Inti dari model ini adalah dimana dilaksanakan fungsi fungsi seperti yang terdapat pada yang terdahulu yaitu, Encoding, Interpreting, dan decoding.
7. MODEL MALETZKE
Model yang berdasarkan elemen elemen tradisional, yaitu komunikator, pesan , media dan komunikan.
8. MODEL MALVIN DE FLEUR
Model ini mengemukakan fakta bahwa dalam proses komunikasi banyak terjadi gangguan
9. MODEL McNelly
Model ini menunjukkan beberapa gatekeeper yang biasanya dapat ditemukan pada surat kabar.
10. MODEL HAROLD LASSWELL
Menurut laswell berupa ungkapan verbal yang selama ini kita kenal dengan paradigm lasswell
11. MODEL SHANNON DAN WEAVER
Model ini menyoroti penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya
12. MODEL BRUCE WESTLEY DAN MALCOLM MCLEAN
Model ini menekankan pada peran gatekeeper dalam proses komunikasi massa.
13. MODEL HIEBER, UNGURAIT, BOHN (HUB)
Model komunikasi ini menjukkan bahwa proses komunikasi massa merupakan proses yang sirkuler, dinamis dan terus menerus berkembang.


No comments: