Sunday, April 05, 2009

C A M P A I G N

JAKARTA, KOMPAS.com — Masa kampanye pemilihan umum kerap kali menjadi masa panen bagi pengedar uang palsu. Bank Indonesia mengendus, peredaran uang palsu belakangan ini kembali marak.

Salah satu kantor BI di daerah yang mulai melacaknya adalah Kantor BI Bandar Lampung. "Kami meningkatkan investigasi hasil temuan bersama polisi," kata Kepala Humas BI Bandar Lampung Zubier, kemarin.

BI Bandar Lampung akan mengidentifikasi temuan uang palsu dan mengklasifikasikan modusnya. Setelah itu, BI Bandar Lampung akan menyerahkan hasil klasifikasi ke polisi yang telah memiliki data para pencetak uang palsu.

Selain melakukan investigasi, bank sentral juga giat mengingatkan masyarakat tentang kemungkinan maraknya uang palsu selama masa kampanye. Para pengedar uang palsu biasanya memanfaatkan peningkatan transaksi perdagangan yang terjadi di masa kampanye, terutama di daerah-daerah.

Kewaspadaan ini tak cuma isapan jempol. Di Lampung saja, ditemukan tak kurang dari 155 lembar uang palsu senilai Rp 10,49 juta. Itu merupakan temuan selama Januari hingga Februari. Di Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam, polisi juga memergoki 154 lembar uang palsu senilai Rp 10 juta lebih.

Di Semarang keberadaan uang palsu juga tercium. Petugas sudah menerima laporan dari masyarakat tentang peredaran 1.150 lembar uang palsu.

Namun, BI pusat mengaku belum menerima laporan final uang palsu selama triwulan pertama 2009. "Ada data yang hanya dari temuan polisi, belum digabungkan dari laporan masyarakat," kata Deputi Direktur Peredaran Uang BI Adnan Djuanda.

Adnan juga tak sepakat bila peredaran uang palsu meningkat pada masa Pemilu. Ia menuturkan, pada Pemilu 2004 dari sejuta uang beredar hanya lima uang yang palsu. Uang palsu justru banyak bertebaran pada 2005 dan 2006, yaitu 11 lembar dan 16 lembar per sejuta lembar. "Masyarakat tak perlu khawatir secara berlebihan," ujarnya. (Ade Jun Firdaus/Kontan)

No comments: